Honey's
Rabu, 27 Februari 2013
Aku Membenci Takdirmu
oleh : Luthfiatulfuadahfifi
Diam…
Hanya terdiam, ketika aku menatapnya
Sendu mata itu…
Mampu membuatku tak berkerlip
Sedetikpun waktu yang terlewati
Aku takan mampu menahan segala gemuruh dihatiku
Aku selalu bertanya … mengapa harus kita? Mengapa dan mengapa?
Bolehkah aku membenci takdirmu?
Bolehkah aku berlari, dan menjauh darimu?
Aku…
Aku hanya mampu menyayangimu
Aku…
Aku hanya mampu untuk tersenyum padamu..
Tapi aku….
Aku tak mampu memiliki hatimu.
Aku ingin marah!
Tapi pada siapa ?
Aku hanya seorang diri disini
Duduk tersimpuh, dan menangis hanya untuk menggapaimu
Haruskah aku jatuh lebih dalam lagi?
Mengapa hanya tangan lain yang dapat menggapai mimpi itu?
Sakit… rasanya sakit!
melihat kau tak sedikitpun bergerak untuk merubah takdir
aku hanya takut, aku akan buta..
Buta, karena aku tak dapat melihat cinta lain, selain dirimu.
Tuhan…. Bila aku hanya dapat menangis ketika bersamanya
Kalahkan semua gejolak itu dengan cinta
Dan bila aku hanya dapat marah ketika berada disampingnya
Kalahkan semua amarahku dengan kasih sayang
Walau aku tak pernah tahu akhirnya
aku ingin selalu tersenyum untuknya
Menyisahkan sedikit asa
Karna aku… hanya mampu menyesali takdirmu.
Hatiku
oleh : Hanni Ariyanto
Tuhan...
yang aku mau saat ini
jaga hati aku
jangan biarkan hati ini
hadir untuk orang yang salah
dan jika suatu saat nanti tiba
aku dipertemukan dengan orang yan tepat
buka kembali hatiku
dan hadirkan rasa cinta ini
untuk seseorang
yang akan menjadi imamku kelak
Tuhan...
yang aku mau saat ini
jaga hati aku
jangan biarkan hati ini
hadir untuk orang yang salah
dan jika suatu saat nanti tiba
aku dipertemukan dengan orang yan tepat
buka kembali hatiku
dan hadirkan rasa cinta ini
untuk seseorang
yang akan menjadi imamku kelak
HENING
oleh : Luthfiatul fuadah
Hening, Hampa, beradu pandang
Bertanya pada hati..
Mengapa tak bersuara?
Mengapa waktu begitu lama ?
Membiarkanku bodoh dalam kebisuan
Sinar senja hampir memudar
Cahaya itu benar-benar menghilang
Namun, tak ada satupun yang bernyawa!
Ragaku mulai melemah
Tertunduk dalam kelabu
Untuk mulai mengenal hatimu.
Ingin memulai…
Tapi waktu?
Masih tak berpindah
pada detik yang lain!
berapa lama lagi Senyum ini tertahan dibibir?
Melwan hatiku yang sebenarnya menjerit
GALAU versi TUKANG BUAH
Oleh : Hanni Ariyanto
saat kubaca suratmu diLECI
aku tak meNANGKA kau seperti itu
hatiku NANAS saat kau bersamanya
waktu aku mau APEL malam minggu
kau sudah punya PISANGan baru
kau telah melANGGUR janjimu
inikah DELIMA?
hingga aku senDURIAN
berlari keSEMAK semak
KELAPAku pusing memikirkanmu
tak ada gairah, tak ada CERIa
apa SALAK dan dosaku?
hatiku terSIRSAK sekali
apakah ini yang dinamakan KORMA ?
saat kubaca suratmu diLECI
aku tak meNANGKA kau seperti itu
hatiku NANAS saat kau bersamanya
waktu aku mau APEL malam minggu
kau sudah punya PISANGan baru
kau telah melANGGUR janjimu
inikah DELIMA?
hingga aku senDURIAN
berlari keSEMAK semak
KELAPAku pusing memikirkanmu
tak ada gairah, tak ada CERIa
apa SALAK dan dosaku?
hatiku terSIRSAK sekali
apakah ini yang dinamakan KORMA ?
KAMU
oleh : Hanni ariyanto
aku mengenalmu lewat jiwa
bukan lewat mata
aku mencintamu lewat hati
bukan lewat kata
aku menyanyangimu karna cinta
bukan karena rupa
berani mengenal cinta
berani mengenal air mata
aku tak tahu...
dan tak pernah tahu
setinggi apa posisi aku di hatimu?
yang perlu kamu tahu
aku sayang kamu
tulus dari lubuk hatiku...
aku mengenalmu lewat jiwa
bukan lewat mata
aku mencintamu lewat hati
bukan lewat kata
aku menyanyangimu karna cinta
bukan karena rupa
berani mengenal cinta
berani mengenal air mata
aku tak tahu...
dan tak pernah tahu
setinggi apa posisi aku di hatimu?
yang perlu kamu tahu
aku sayang kamu
tulus dari lubuk hatiku...
Jumat, 01 Februari 2013
BUAIAN PELANGI

Oleh Yenny Sihombing
Jiwa ini bukanlah lagi milikku..
Berkelana dalam riaknya sendiri..
Hati ini telah pergi dariku
Bersama angin entah kemana, telah lelah aku mencari..
Dalam riaknya aku terbawa..
terjemahkan setiap maknanya dengan terpaksa..
memaknai setiap rasa dan merasakan setiap makna
Semua di suapkan padaku dengan paksa..
Aku terjaga setiap kali terluka,
Lalu kembali bermimpi dengan mata terbuka,
Aku bangkit, dan berjalan lagi,..
Lalu terjatuh dan terluka lagi,..
Jalan ini terasa sangat panjang..
Mungkinkah dia akan berujung?
Langit ini terlalu tinggi..
Akankah dia memberiku pelangi?
Di tengah Langit dan Jalan,
Bersama Mimpi dan Angin,
Pelangi hanyalah hayalan,
Langganan:
Postingan (Atom)